Menurut Microsoft “Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) is an IP standard designed to reduce the complexity of
administering IP address configurations.” Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP) adalah suatu layanan yang secara otomatis memberikan
alamat IP kepada komputer yang meminta ke DHCP Server. Dengan
demikian, sebagai seorang administrator jaringan, tidak perlu lagi
mengatur alamat IP Address pada komputer klien yang dikelolanya.
Bayangkan saja jika sebuah perusahaan memiliki komputer lebih dari 100,
tentu saja akan membuat report administrator untuk mengesetnya. DHCP
juga dapat mengurangi resiko duplikat IP Address atau Invalid IP
address.
courtesy : http://flashnold.blogspot.com/2010/08/administrasi-server-dalam-jaringan.html
Sebuah
server DHCP dapat diatur dengan pengaturan yang sesuai untuk keperluan
jaringan tertentu. Seperti pengaturan Default gateway, Domain Name
System (DNS), Subnet Mask, dan rentang alamat IP yang bisa diambil oleh
komputer klien. Komputer yang menyediakan layanan ini disebut dengan DHCP Server, sedangkan komputer yang meminta disebut dengan DHCP Client.
DHCP
Server menerima permintaan dari sebuah host/client. Server kemudian
memberikan alamat IP dari satu set alamat standar yang disimpan dalam
database. Setelah informasi alamat IP dipilih, server DHCP menawarkan ke
host yang meminta pada jaringan. Jika host menerima tawaran tersebut,
maka IP akan disewa untuk jangka waktu tertentu, bisa dalam menit, dalam
jam ataupun hari.
Jika
komputer klien tidak dapat berkomunikasi dengan Server DHCP untuk
mendapatkan alamat IP, sistem operasi Windows secara otomatis akan
memberikan alamat IP pribadi (Private IP Address), yaitu dengan IP
169.254.0.0 sampai 169.254.255.255. Fitur sistem operasi ini disebut Automatic Private IP Addressing (APIPA).courtesy : http://flashnold.blogspot.com/2010/08/administrasi-server-dalam-jaringan.html